Pendapat tentang stakeholder dikemukakan oleh Blair et.al (1991) yaitu :
“As group or individuals who have an interest in the actions of an organization and ability to influence it “. Pengertian yang dikemukakan oleh Blair et.al (1991) dapat diartikan bahwa stakeholder sebagai sebuah kelompok atau individu yang memiliki kepentingan dan dapat pula mempengaruhi jalannya operasional organisasi.
Sedangkan Biset (1998) secara singkat mendefenisikan stakeholder merupakan orang dengan suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan.
A. Peranan Stakeholders dalam penyakit malaria
1. Rumah sakit
a) Berperan dalam memberikan pelayanan pengobatan pada penderita penyakit malaria terutama yang memerlukan perawatan inap.
b) Memperkuat sistem informasi kesehatan sehingga semua penderita dan kematian malaria serta hasil kegiatan dapat dicatat dan dilaporkan.
c) Mendukung kegiatan program pencegahan malaria yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten maupun pemda.
2. Puskesmas
Dalam upaya penanganan penyakit malaria, puskesmas dapat berperan dalam melakukan pengobatan dan sosialisasi yaitu memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat mengenai penyakit malaria, dalam hal ini Puskesmas bekerja sama dengan kader kesehatan di masyarakat.
3. Kader Kesehatan
a) Membantu puskesmas dalam melaksanakan upaya penanganan penyakit malaria di masyarakat tempat tinggal mereka.
b) Membantu aparat desa/petugas kesehatan dalam menggerakan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam program malaria yang diselenggarakan/dilaksanakan di tempat tinggal mereka.
4. Kecamatan/Aparat Desa
a) Membantu/mendukung kegiatan program malaria yang di selenggarakan oleh Puskesmas yang terdapat di kecamatan tersebut.
b) Menggerakan masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam kegiatan program malaria.
5. Pemerintah
a) Pemerintah daerah berperan dalam membuat kebijakan pada program pemberantasan penyakit malaria.
b) Memberikan pendanaan dalam pelaksanaan program pemberantasan penyakit malaria.
6. Dinas Kesehatan
Peranannya :
a) Membuat kebijakan dalam pengendalian vektor penyakit malaria dan melakukan kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan.Kebijakan tersebut antara lain :
1) Pelatihan petugas
2) Penemuan aktif penderita
3) Penatalaksanaan kasus dan pengobatan
4) Pengendalian vector, antara lain :
b) Berperan dalam mengkoordinasikan masalah penyakit malaria di tingkat pemda dan di unit-unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Propinsi.
c) Berperan dalam pemantauan dan pengawasan kasus malaria di tingkat kabupaten/Propinsi.
d) Berperan dalam mengadakan tindaklanjut/action dalam mengatasi penyakit malaria.
7. Dinas pendidikan
Dinas pendidikan mempunyai peranan dalam menangani masalah malaria yaitu dengan menambah kurikulum pendidikan penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan, salah satunya adalah malaria. Diharapkan dengan adanya kurikulum ini pada usia dini para siswa telah mengerti mengenai penyakit malaria.
8. Dinas Pertanian dan Perkebunan
Peranan Dinas Perkebunan dalam pemberantasan penyakit malaria, antara lain:
a) Membersihkan tempat yang berpotensi sebagai sarang nyamuk vektor malaria,
b) Melakukan pemantauan tanaman yang tumbuh di daerah perkebunan agar tidak terdapat tanaman liar yang dapat menjadi sarang nyamuk Anopheles,
c) Penataan tanaman perkebunan (mengatur jarak tanam) dan membatasi jenis tanaman yang ada diperkebunan sehingga dapat mengurangi habitat nyamuk Anopheles.
B. Peranan Stakeholders dalam PD3I
PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi)
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain : TBC anak, Hepatitis B, Difteri, tetanus, pertusis, polio,dan campak.
1. Rumah Sakit
Melakukan pengobatan untuk penderita PD3I, melakukan pelaporan, dan pendataan pada Dinas Kesehatan setempat dalam bentuk laporan yang berisi narasi singkat, tabel atau grafik yang menarik serta dilakukan secara berkala.
2. Puskesmas
a) Sebagai penyedia fasilitas pelaksanaan imunisasi dan pelaksana (tenaga kesehatan puskesmas)
b) Puskesmas melakukan penyuluhan mengenai PD3I kepada masyarakat
c) Puskesmas memberikan pendidikan dan pelatihan kepada kader kesehatan mengenai PD3I dan pelaksanaan posyandu
3. Posyandu
a) Membuat program pemberian imunisasi dasar secara berkala kepada bayi dan balita.
b) Membuat program penyuluhan pemberian imunisasi kepada ibu-ibu dan remaja ataupun masyarakat.
4. Kader Kesehatan
a) Membantu petugas kesehatan dalam melaksanakan kegiatan imunisasi terutama pada saat posyandu.
b) Membantu aparat desa/petugas kesehatan dalam menggerakan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam program penyakit PD31 yang diselenggarakan/dilaksanakan di tempat tinggal mereka.
5. Kecamatan/ Perangkat desa
a) Membantu/mendukung kegiatan program PD3I yang di selenggarakan oleh Puskesmas yang terdapat di kecamatan tersebut.
b) Perangkat desa membentuk kader kesehatan sebagai penggerak posyandu dan pelaksana imunisasi di tingkat desa
c) Menyediakan fasilitas (tempat pelaksana posyandu, polides)
6. Pemerintah
a) Pemerintah membuat kebijakan mengenai program imunisasi sehingga masyarakat mau melakukan imunisasi
b) Membuat iklan layanan masyarakat mengenai imunisasi PD3I dan menginformasikan kepada masyarakat.
c) Pemerintah merupakan instansi yang bergerak untuk mendanai program PD3I ((Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)
7. Dinas Pendidikan
Dinas pendidikan berperan dalam pelaksanaan program imunisasi pada usia anak sekolah. Program imunisasi PD3I yang ditujukan untuk para siswa utamanya sekolah dasar, merupakan bentuk kerja sama program pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan.
8. Dinas Kesehatan
a) Dinas kesehatan sebagai penyedia dan pendistribusi vaksin ke seluruh daerah,
b) Melakukan kegiatan promosi kesehatan yang meliputi penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sehingga menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melakukan imunisasi,
9. Sekolah Dasar
a) Berperan dalam membantu dan mendukung terlaksananya kegiatan imunisasi di sekolah bagi murid sekolah Dasar, misalnya pada saat kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).
b) Membantu dalam mensosialisasikan tentang pentingnya imunisasi bagi murid sekolah kepada orang tua murid.